Sabtu, 02 Juli 2011

Dari Milan ke Asia

PARA model di pergelaran Prada di Beijing yang pertama kali digelar. Prada mulai ekspansi ke negara-negara Asia.

Bermula dari butik mungil di kota Milan, Prada menjelma sebagai kekuatan mode dunia. Kini, Prada berekspansi dengan membuka pabrik manufaktur di China.

Mario Prada mungkin tidak pernah mengira toko kecil yang didirikannya di pusat perbelanjaan Victor Emmanuel II di Milan pada 1913 akan menjadi salah satu fashion brand paling populer di dunia.Mario, dulu cukup puas dengan kesuksesannya menjual tas-tas elegan dan menjadi salah satu toko yang menyediakan produk mewah bagi keluarga kerajaan Italia.

Namun, di tangan generasi ketiga Prada, cucu Mario, Miuccia beserta suaminya, Patrizio Bertelli, Prada tidak sekadar brand Milan, melainkan menjadi rumah mode berskala internasional. Di akhir 70-an, saat kepemimpinan Prada beralih ke tangan Miuccia dan Bertelli yang menjabat sebagai CEO, Prada berevolusi.

Tidak hanya menawarkan koleksi tas dan aksesori kulit, melainkan juga busana, kacamata, serta parfum dan pada 1988, Prada melakukan debut di catwalk Milan. Langkah internasional Prada telah dimulai sejak 1986 dengan membuka butik di New York dan Madrid, kemudian menyusul butik-butik lain di London, Paris, sertaTokyo.

Miuccia pun tidak tinggal diam. Desain-desain Prada selalu berhasil memimpin tren di pekan mode dan untuk menjangkau pasar muda, Miuccia pun memperluas range koleksinya dengan menghadirkan Miu Miu yang lebih ekonomis. Pergerakan ekonomi Prada tidak hanya berpusat seputar ekspansi dan inovasi desain.

Brand yang telah berubah menjadi perusahaan mode di bawah nama Prada SpA tersebut pun secara aktif melakukan akuisisi untuk memperkuat posisinya di industri mode internasional. Pada 1990, Prada mengakuisisi Jil Sander dan Helmut Lang, kendati kemudian dijual kembali untuk mendapatkan dana segar.

Prada juga berpartner dengan konglomerasi mode LVMH untuk mendapatkan saham rumah mode Fendi, meskipun saham sebesar 25,5 persen tersebut kembali dijual kepada LVMH di 2001. Saat ini, Prada masih menjadi payung bagi brand sepatu Car Shoe dan Church’s.

Berkat sepak terjang di dunia mode yang cukup aktif dibantu strategi pemasaran dan manajemen perusahaan yang sehat, pada 2010 Prada sukses melipatgandakan keuntungannya hingga 150 persen menjadi 250,8 juta euro, dengan total penjualan sebesar 2,05 miliar euro atau meningkat 31 persen dari tahun lalu.

Tentu saja, sukses tersebut sebagian besar berkat pasar Asia yang telah menjadi pasar utama Prada selama beberapa tahun terakhir.Saat ini Prada memiliki 104 toko di Asia yang berkontribusi menaikkan penjualan sebanyak 63 persen. Sementara pasar Eropa dan Amerika Serikat,masing-masing berkontribusi sebesar 20 persen dan 29,5 persen.

“Pada 2010 grup memiliki performa industri dan distribusi yang sangat baik dan dengan adanya strategi baru yang kita luncurkan, hasil yang didapat sangat sepadan,” papar Bertelli.

“Kami telah menghabiskan beberapa tahun untuk focus pada pengembangan brand, terutama disisi ritel dan hasil yang kami dapat merefleksikan efektivitas strategi baru tersebut,” sambungnya.

Maka, tidak heran bila Prada terus memfokuskan kegiatan ekonominya di Asia. Di China sendiri, Prada baru saja mendaftarkan diri di Bursa Efek Hong Kong dan terus membuka jaringan took baru. Saat pasar saham dibuka pada Jumat lalu, Prada berhasil mengumpulkan dana sebesar USD2,15  miliar. Saat ini, 20 persen produk Prada dibuat di China, selain di Vietnam, Turki, dan Rumania.
(SINDO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar