Sabtu, 13 Agustus 2011
Repotnya Memilih Sepatu untuk Seleb di Oscar
Gaun yang ditampilkan para selebriti di karpet merah untuk ajang penghargaan perfilman (atau musik dan olahraga) sudah lama menjadi ajang promosi para desainer. Masih ingat kan, bagaimana nama Elie Saab yang sama sekali tak terdengar, mendadak jadi populer setelah gaunnya dikenakan Halle Berry, yang memenangi Piala Oscar 2002?
Namun kini bukan hanya gaun yang menjadi pusat perhatian di karpet merah, tetapi juga sepatu. Sepatu biasanya tak menonjol, karena seringkali tertutup oleh gaun panjang pemakainya. Sekarang, sepatu juga mulai diamati dengan cermat, sama cermatnya dengan menilai bakat para selebriti dalam berakting.
Menurut Isabel Wilkinson, asisten redaktur di situs The Daily Beast, perang sepatu ini bisa diawali di butik desainer di Beverly Hills, ruang ganti selebriti (seringkali di salah satu suite di Hotel Chateau Marmont), bahkan di kursi belakang limosin yang mengantarkan selebriti menuju Kodak Theatre.
Bagi publicist untuk para desainer, tujuan "perang" ini jelas. Brian Atwood pasti ingin mendandani lebih banyak aktris Hollywood dengan sepatunya, ketimbang Jimmy Choo. Sedangkan Jimmy Choo pasti ingin mengalahkan Christian Louboutin. Sedangkan bagi stylist, tantangannya adalah menemukan sepatu yang cocok untuk gaunnya, dan membuat klien mereka merasa nyaman dan gaya.
Stylist Jessica Paster, yang tahun ini menyiapkan penampilan Annette Bening dan Emily Blunt, mengatakan ada 15 desainer sepatu yang berebut perhatian para selebriti melalui sepatu rancangan mereka. Dari Brian Atwood, Christian Louboutin, Jimmy Choo, Roger Vivier, Giuseppe Zanotti, dan Sergio Rossi. “Sekarang, perusahaan sepatu sudah makin banyak, sehingga makin sedikit peluang mereka tampil di karpet merah," kata Paster.
Para stylist biasanya sudah mulai mengontak desainer sejak akhir November (tahun sebelumnya) untuk "mengamankan" contoh sepatu bagi klien mereka. Di pihak lain, publicist para desainer juga mulai mendekati nama-nama tenar seperti Angelina Jolie atau Gwyneth Paltrow untuk mengenakan desain mereka. Salah satu publicist mengaku menghabiskan waktu sekitar 60 persennya untuk melakukan pendekatan, dan 40 persennya untuk melakukan pitching untuk nama selebriti yang lebih tenar. Dari sekian orang yang meminta sepatu, si publicist ini menolak sekitar 15 persennya.
Tidak gampang menolak permintaan selebriti ini. Jika seorang desainer menganggap seorang bintang tidak cukup "menjual", publicist lah yang harus mengabarkan penolakan tersebut pada penata gaya selebriti. “Anda tidak mungkin memberikan sepatu yang aneh untuk Amy Adams," kata publicist yang menolak disebut namanya ini. “Sebab dia elegan. Sebaliknya, Anda juga tidak bisa memberikan sepatu yang elegan untuk seseorang yang funky. Setiap brand punya gambaran tentang gadis sempurna yang sejalan dengan spirit dan visi brand mereka."
Salah satu contoh selebriti yang "merepotkan" adalah Natalie Portman. Pemenang Aktris Terbaik ini pendukung perlindungan terhadap binatang, sehingga ia menolak semua produk yang terbuat dari kulit binatang. Stylist Natalie, Kate Young, bilang, "Aku tahu bagaimana cara membaca label impor pada dasar sepatu untuk memastikan apakah sepatu itu terbuat dari serat binatang atau serat sintetis."
Untuk keperluan Natalie, Christian Dior menciptakan sepatu "vegetarian" khusus untuk spokesmodel Miss Dior Cherie itu. Sebagai desainer, mereka harus tahu siapa aktris yang vegetarian dan tidak. Siapa yang kakinya lebar, kakinya mungil sehingga ujung jemarinya bisa mengatup di dalam sepatu yang runcing, atau siapa yang telapak kakinya rata.
Setelah seorang desainer menyepakati pilihan selebriti, stylist lalu melakukan peminjaman sepatu. "Saya punya perpustakaan di kepala saya, apa yang dimiliki desainer dalam butiknya. Jadi saya bisa bilang, 'Saya mau tiga sepatu dari Jimmy Choo'," ungkap Karla Welch, dari firma styling Kemal + Karla, yang tahun ini mendandani Hailee Steinfeld. Untuk acara penghargaan, seorang stylist kadang bisa meminjam sedikitnya 20 sepatu. Di ruang pamer seorang desainer, sekitar 100 pasang sepatunya bertebaran di penjuru kota.
Setelah melakukan fitting, sepatu yang terpilih akhirnya dipasangkan dengan gaun pilihan. Sepatu dan perhiasan biasanya menjadi item terakhir yang disiapkan. Sampai selebriti memasuki limonya pun, sepatu cadangan disiapkan di sana jika sewaktu-waktu mereka membutuhkannya.
Saat malam penghargaan berlangsung, para desainer menunggu dengan tegang selebriti melangkah dengan sepatu mereka di karpet merah. Namun ketika Anne Hathaway atau Nicole Kidman baru melangkah keluar dari limo saja, para desainer sudah mulai kecewa. Bukan karena sepatunya kurang cocok, melainkan karena tertutup juntaian gaun yang menyapu lantai. Bahkan kalau selebriti memakai sandal jepit di dalam gaunnya pun, pasti tak akan ada yang tahu.
Di karpet merah, tidak penting lagi siapa desainer sepatu yang dipilih selebriti. Pokoknya, sepatu yang terbaik lah yang akan menang.
Sc :The Daily Beast
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar