Jumat, 24 Juni 2011

Pundi-Pundi Menswear



DARI tahun ke tahun, industri menswear semakin menunjukkan kekuatannya. Tahun ini, menswear semakin menggeliat, terbukti dengan total penjualan sebesar USD11,6 miliar sepanjang 2010.

Tirai Milan Fashion Week menswear dibuka dengan penuh semangat. Bukan tanpa alasan, pasalnya lini busana pria ternyata menangguk banyak untung sepanjang 2010 dan pada awal 2011, terutama di Milan, di mana menswear memberi kontribusi cukup signifikan.

Sepanjang 2010, menswear berhasil membukukan penjualan sebanyak 8,1 miliar euro atau setara dengan USD11,6 miliar. Dari jumlah tersebut, industri fashion Italia melalui Federazione Tessile e Moda, mencatat peningkatan sebesar 7,2 persen untuk penjualan lini busana pria.

Kesuksesan brand-brand mode Italia tersebut tidak berasal dari kondisi ekonomi negara yang masih stagnan akibat terpukul resesi, melainkan dari meningkatkan pembelian di pasar luar negeri, terutama Asia dan Timur Tengah. Trade show Pitti Immagine Uomo yang berlangsung di Florence mencatat peningkatan penjualan sebesar 7 persen dari buyer asing.

”Pulihnya ekonomi secara global turut membantu peningkatan tersebut,” ujar Raffaello Napoleone, CEO Pitti Immagine Uomo.

Lebih lanjut, Napoleone mengatakan, pada pameran penjualan yang dihadiri kurang lebih 20.000 pengunjung, pembelian dari buyer Amerika Serikat meningkat sebesar 33 persen, 25 persen dari Turki, 20 persen dari Inggris, dan 10 persen dari Jepang.

Semakin kuatnya posisi lini menswear di pasaran tidak hanya diperlihatkan melalui angka penjualan, melainkan dari pergeseran gaya hidup para kaum adam di belahan dunia lain. Di Asia, kaum adam semakin sadar akan penampilan diri yang ditunjukkan melalui gaya berbusana yang lebih ekspresif.

Di kota-kota besar di Asia seperti Hong Kong, Tokyo, Seoul, Singapura, bahkan Jakarta, pria tidak lagi hanya mengenakan celana jins dan kaus atau kemeja dan celana khaki bergaya konservatif, melainkan jauh lebih progresif dan ekspresif.

”Saya menyebutnya sebagai globalisasi mode,” ujar Tomas Maier, Direktur Kreatif Bottega Veneta.

”Para pria di berbagai belahan dunia sekarang ini tampil lebih ekspresif, bahkan menyaingi gaya berbusana para wanita,” sambungnya.

Dia menambahkan, saat ini kaum pria tidak lagi terkungkung gaya berbusana serbamaskulin. ”Mereka bebas bergaya yang mereka inginkan, dari maskulin, androgyny, hingga feminin,” kata Maier.

Freestyle di ranah menswear memang terlihat kental di Milan Fashion Week. Prada yang baru saja merilis IPO di Hong Kong menghadirkan koleksi bergaya eksentrik di catwalk Milan. Memadukan gaya preppy para pegolf dengan motif floral ala 70-an, Prada sekali lagi menjadi pemimpin tren.

Sementara Salvatore Ferragamo memilih tampilan yang lebih laidback dengan sentuhan artistic-chic khas era 30-an. Gaya dandy nan seduktif terlihat dari kacamata hitam bernapas vintage juga topi panama berbahan rafia yang dipadukan bersama linen dan katun. Di catwalk Gucci, musim panas 2012 tampil lebih flamboyan dengan sedikit pesona eksentrik.

”Saya mengambil inspirasi dari para seniman,” ungkap Frida Gianini, direktur kreatif Gucci.

”Tapi saya juga membayangkan sebuah gentleman’s club yang penuh dengan para aristokrat, tokoh politik, juga selebriti,” sambung desainer yang menghadirkan ragam jaket bergaya eklektik bercampur dengan sweter bertudung dan jas hujan berbahan nilon.

Sementara Bottega Veneta memilih musim panas yang lebih elegan dalam kemasan kini. Maier memadukan kulit dan denim, yang tidak hanya memperlihatkan kepiawaiannya sebagai desainer dalam memainkan bahan, melainkan juga memperlihatkan sisi inovatif dan muda yang lekat dengan Bottega Veneta.
Sc : OkeZone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar