MASIH dalam rangkaian kegiatan Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF), sebanyak 12 desainer yang tergabung dalam Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menggelar peragaan busana bertema 'Moslem Wear'.
Mereka adalah Herman Nuary, Novia Hertini, Safartiwi Gadeng, Mysha, Ade Listiany, Yuyuk Nurmaisyah, Ade Irma, Hennie Noer, Adhy & Alie, Dian Pelangi, Siti Roslia, dan Jenny Tahyawati. Ke-12 desainer ternama itu mempersembahkan delapan koleksi terbaiknya.
Herman Nuary dengan tema 'Princess of Sahara' menceritakan keindahan sosok wanita muslimah dalam balutan baju muslim yang apik dengan penutup kepala yang elegan.
Tema 'Spirit of Cut Nyak Dien' oleh Safartiwi Gadeng, menampilkan rancangan yang terinspirasi dari rencong (senjata khas Aceh) yang melebur bersama sentuhan-sentuhan warna lembut dengan aplikasi bordir garis dan pita.
Menggunakan bahan sifon bermotif, sifon metalik gradasi dan bahan linen foal, tema 'Soul Bright' oleh Mysha ialah karya yang diperuntukan bagi remaja muslimah.
"Koleksi ini terinspirasi oleh gaya anak muda muslimah jaman sekarang, yang lihai berbusana muslim tanpa terlihat seperti ibu-ibu," kata Mysha sebelum peragaan busana di Hotel Harris, Kelapa Gading, Kamis (19/5/2011).
Dilanjutkan dengan koleksi Ade Listiany bertema 'Putri Lenggogeni' yang dituangkan ke dalam busana muslim bernuansa Minang. Selain penggunaan warna-warna cerah, busana juga dilengkapi dengan hiasan renda emas asli yang buat menggunakan tangan.
Mengangkat tema 'Techno Cultural', Lini Yuyuk Nurmaisyah menghadirkan desain busana muslim abaya yang konstruktif dengan warna-warna lembut.
"Saya ingin menyajikan cutting abaya longgar dengan teknik kain serong terbalik," jelas Yuyuk di kesempatan yang sama.
Sementara tema 'Gold on the Field' oleh Ade Irma, mengedepankan lini busana muslim sensasional dengan dominasi warna emas yang mewah.
Tema 'The Beauty' karya Hennie Noer terinspirasi dari gaya wanita kaum bangsawan Eropa, gaun cantik bergaya Eropa yang anggun dan elegan dengan teknik tumpuk, draperi, layerd dengan taburan beads dan payet.
Diangkat dari bahasa bugis yang memiliki arti wanita yang menawan, tema 'Dara Malebbi' rancangan Adhy&Alie ialah koleksi memesona dengan detail yang diadaptasi dari tanaman tropis menggunakan aksen draperi serta pleats yang menggambarkan alunan ombak dan hembusan angin pantai.
"Kesulitan selama pengerjaan belum ada yang berarti, hanya pengerjaannya cukup lama karena dibuat satu per satu. Koleksi yang sangat mewah sehingga cocok dikenakan untuk pesta," imbuh Alie.
Riuh tepukan tangan menggema sementara nama Dian Pelangi disebutkan untuk memeragakan lini bertema 'Al-Arousa' (pengantin) yang terinspirasi dari gaun pengantin khas TimurTengah yang memiliki warna dasar putih. Dian menambahkan detil bebatuan warna-warni dan perhiasan keemasan khas Indonesia, memberikan kesan glamor dan siluet yang anggun.
"Koleksi yang modern tapi tetap sesuai dengan syariat Islam. Cutting bawahan ball gown dari bahan songket berwarna soft," tutur Dian.
Sementara itu Siti Roslia dengan tema 'Shiny Brides' menjelaskan rancangannya sebagai koleksi yang membuat sang pemakai cantik dan berkilau di hari bahagia.
Koleksi Jeny Tjahyawati bertema 'On The Road to Savana' terinspirasi dari pemandangan padang rumput Savana. Menampilkan permainan volume (drape) dalam mix motif dan permainan tekstur dan cutting yang istimewa.
(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar