Rabu, 17 Agustus 2011

John Galliano: "Kate Moss Menyelamatkanku!

Siapapun pasti akan depresi jika dipecat secara tiba-tiba dari pekerjaannya, tak terkecuali desainer kondang sekalipun. Usai dipecat rumah mode Christian Dior 1 Maret lalu akibat melontarkan komentar rasis dan anti-Semitis terhadap pasangan Geraldine Bloch dan Phillippe Virgiti di Paris, karier desainer berusia 50 tahun ini pun terombang-ambing. Kini, untuk pertama kalinya Galliano membuka mulut mengenai kasus tersebut.
Pada majalah Vogue Amerika, Galliano mengaku merasa begitu depresi hingga membuat sketsa rancangan pun tak sanggup dilakukannya. Namun, keputusan teman baik sekaligus klien favoritnya, Kate Moss, untuk tetap merancang gaun pengantin untuk pernikahannya dengan Jamie Hince (1/7/2011), memulihkan kepercayaan diri Galliano. Merancang gaun tersebut seolah menjadi semacam rehabilitasi kreatif.

"Ia menantangku untuk menjadi John Galliano lagi. Tadinya, mengambil pensil saja aku tak mampu. Ia sangat profesional dan sangat menuntut," ujar Galliano, yang terinspirasi dari foto Jazz Age dari novelis Zelda Fitzgerald saat merancang gaun tersebut.

Pria berambut panjang ini juga mengungkapkan bahwa Moss juga memintanya memberikan kata-kata inspiratif sebelum upacara perkawinan berlangsung. "Ia menyukai sedikit arahan. Aku bilang padanya, 'Kamu punya rahasia. Kamu lah mawar Inggris terakhir, dan ketika suamimu membuka kerudungmu ia akan melihat keliaranmu di masa lalu!" tukas pria bernama asli Juan Carlos Antonio Galliano Guillen ini.
Galliano akan menerima keputusan hakim dari sidangnya bulan depan. Ia menghadapi ancaman enam bulan penjara dan denda 21.000 poundsterling jika diputuskan bersalah akibat serangan verbalnya pada Oktober 2010 dan Februari 2011. Ia menyangkal semua tuduhan tersebut, namun rekaman video dari insiden ketiga dijadikan barang bukti di Paris Correctional Court, Juni lalu.

Desainer Inggris keturunan Spanyol dan Gibraltar ini mengaku ia baru minum champagne pada hari dimana ia dituduh menghina Geraldine Bloch (35). Galliano juga mengaku mengonsumsi pil valium sebelum terjadi serangan. Mengonsumsi alkohol dan obat-obatan antidepresi diakuinya sebagai cara untuk mengatasi beban kerjanya setelah partner bisnisnya, Steven Robinson, tewas akibat serangan jantung pada tahun 2007. Oleh karena itu, Galliano menyatakan tak dapat mengingat insiden serangan tersebut, dan dengan sendirinya menolak tuduhan sebagai rasis.

"Aku ini pecandu alkohol yang sedang memulihkan diri. Aku berada di Arizona selama dua bulan untuk sebuah program rehabilitasi. Steven melindungiku dari segala sesuatu agar aku menjadi kreatif. Kematiannya membuat aku tak punya perlindungan," ujar peraih empat kali British Fashion Designer of the Year ini beralasan.

Pengakuan Galliano rupanya tak begitu ditanggapi dalam persidangan. Hakim Anne-Marie Sauteraud mengatakan bahwa Galliano sudah melontarkan sejumlah penghinaan publik menyangkut asal-usul, penyatuan agama, ras, dan etnis tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar