Dalam bukunya berjudul Buyology, Truth and Lies About Why We Buy, Martin Lindstrom yang juga berprofesi sebagai ahli marketing mengatakan, selain niat berbelanja, ternyata ada faktor lain yang membuat seseorang belanja lebih banyak. Bahkan membuat Anda mengeluarkan uang untuk barang yang tidak penting sekali pun.
Jangan heran jika kemudian Anda sering kebingungan dan stres memikirkan kemana uang "melayang" setelah belanja. Untuk menghindari hal ini, Lindstrom berbagi triknya untuk Anda:
1. Datanglah dengan perut kenyang
Beberapa penelitian menunjukkan, lapar tak hanya membuat kita membeli makanan lebih banyak, namun juga barang lain seperti pakaian dan aksesori. Sebelum belanja, sebaiknya kenyangkan lebih dahulu perut Anda. Kalau sedang lapar, jauhi butik kesayangan atau tempat belanja yang jadi incaran.
2. Belanja sendiri
Banyak yang bilang, belanja dengan teman atau pasangan akan menghindari Anda belanja lebih banyak, dengan catatan mereka berjiwa hemat. Kenyataannya, belanja bersama mereka justru membuat Anda bingung memilih. Karena bingung memilih, justru Anda akhirnya memilih membelanjakan semua pilihan tadi.
Pergi ke tempat belanja bareng teman atau pasangan juga membuat Anda betah berlama-lama, sehingga memungkinkan Anda belanja lebih banyak.
3. Jauhi mal saat sedih dan senang
Pergi lah belanja saat emosi Anda sedang datar-datar saja. Sekelompok peneliti dari Universitas Harvard dan Stanford, serta universitas lainnya di Amerika menghasilkan penelitian berjudul Misery is not misery. Dikatakan bahwa, bila sedang sedih, seseorang cenderung membeli lebih banyak barang sebagai salah satu cara mengobati perasaan kecewa agar kembali merasa bahagia.
Namun, perasaan senang pun bisa membuat orang mengeluarkan uang lebih. Seperti yang diungkapkan dalam Journal of Consumer Research, perasaan bahagia dan mencintai hidup akan membuat seseorang memilih barangh yang berkualitas bagus, seperti jam tangan atau sepatu bermerek.
4. Berjalan searah jarum jam
Kebanyakan pasar swalayan memiliki pintu masuk di sebelah kanan dan pintu kasir di sebelah kiri. Penataan ini bukan tanpa maksud. Bentuk ruangan yang mengharuskan kita berjalan melawan arah jarum jam ternyata memiliki dampak psikologis, yaitu membuat kita belanja lebih banyak dan betah berlama-lama.
Lindstrom menambahkan, seseorang merasa lebih nyaman jika berjalan melawan arah jarum jam. Sesekali, coba saja, Anda mulai belanja dari sisi sebelah kiri dan berjalan searah jarum jam. Dipastikan jinjingan Anda berkurang dari biasanya.
5. Perhatikan besarnya kantung belanja
Belanja juga butuh strategi. Jangan mengambil troli hanya karena Anda malas menjinjing keranjang belanja. Justru dengan memilih keranjang belanja, terutama jika Anda tak berniat belanja banyak, Anda akan lebih cepat ke kasir. Saat keranjang semakin terisi dan terasa berat, Anda akan tergerak menuju kasir, segera membayar barang belanjaan.
6. Lebih taat lebih hemat
Gavan Fitzsmons, profesor marketing dan psikologi dari Duke University melakukan studi dan menemukan fakta bahwa seseorang yang tidak terlalu religius biasanya akan mengeluarkan uang lebih banyak untuk belanja.
Penelitian terhadap 1.000 responden ini menunjukkan bahwa mereka yang tidak terlalu religius senang untuk membeli barang bermerek sebagai identitas dirinya. Sebaliknya, mereka yang taat biasanya tidak begitu mementingkan merek.
7. Lihat huruf pertama nama depan Anda
Percaya atau tidak, hasil studi yang terdapat dalam Journal of Consumer Research menyebutkan, nama depan Anda ternyata memiliki pengaruh terhadap hasrat belanja. Lihat huruf depan nama Anda, semakin awal urutan alfabet-nya, makan semakin rendah pula hasrat belanja. Misalnya, seseorang dengan nama depan berawalan D akan lebih gemar berbelanja dibanding seseorang dengan nama depan berawalan A.
Anda mungkin tak lagi bisa mengubah nama depan. Namun jika percaya dengan hasil studi ini, Anda bisa mempertimbangkan nama depan anak Anda nantinya. Jika pun tak bisa mengubah nama, sejumlah trik lainnya bisa membantu Anda meredakan hasrat belanja.
Sc : Chic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar