ACARA jamuan makan malam Djarum Indonesia Open (DIO) Super Series Premier tampil berbeda. Para pebulu tangkis internasional yang hadir malam itu tampak berbalut busana batik besutan desainer Oscar Lawalata.
Taufik Hidayat, Lee Chong Wei, Peter Gade, Tine Baun, Lindaweni Fanetri, dan Maria Febe Kusumastuti, terlihat apik dalam balutan kain batik berwarna-warni. Khusus untuk acara welcome dinner yang dihelat di Taman Sriwedari, Hotel Sultan, Jakarta pada Selasa (21/6) tersebut, Oscar mengolah batik kudus.
”Saya menggunakan batik kudus karena Djarum juga punya daerah binaan kerajinan batik di kudus untuk membantu para perajin di sana,” ujar pria kelahiran Pekanbaru, 1 September 1977 tersebut.
Pembinaan batik kudus termasuk dalam program Djarum Apresiasi Budaya yang bertujuan mengenalkan, mengembangkan, dan memelihara warisan luhur kebudayaan Indonesia.
Renitasari, Program Director Bakti Budaya-Djarum Foundation mengatakan, Djarum Apresiasi Budaya bekerja sama dengan Rumah Pesona Kain.
”Kami bermaksud membina dan mengembangkan para perajin batik kudus agar lebih lestari,” sambungnya. Dia juga menambahkan, batik kudus dan demak termasuk yang paling terakhir dikembangkan karena perajinnya langka.
Batik kudus sendiri dikenal sebagai batik peranakan yang halus dengan isen-isen rumit, yang merupakan ciri utama batik khas Jawa Tengah. Dan layaknya batik yang berkembang di Jawa Tengah, batik kudus juga memiliki palet warna sogan atau kecokelatan.
Ragam corak utamanya berupa tombak, kawung, atau parang. Namun, ada juga yang bercorak feminin layaknya buketan (motif bebungaan), kupu-kupu, serta burung dengan warna-warna cerah yang terpengaruh gaya pesisiran. Batik kudus juga memiliki karakter unik dan multikultur karena selain punya pengaruh oriental yang kuat, juga dipengaruhi kebudayaan Islam yang berkembang pesat di Kudus.
Adapun di tangan Oscar, batik kudus ”disulap” menjadi serangkaian busana bernapas modern yang terlihat dinamis dan praktis tanpa kehilangan nilai tradisionalnya. ”Tujuannya memperlihatkan bahwa batik bisa dikenakan semua orang, termasuk juga atlet. Makanya, rancangannya lebih ‘sporty’ dari sisi pemotongan atau pecahan-pecahan pola dengan warna yang disesuaikan dengan karakteristik atlet itu sendiri,” terangnya.
Oscar yang di jamuan tersebut didampingi ibunya, Reggi Lawalata serta saudara laki-lakinya Mario Lawalata, menuturkan bahwa dirinya mempersiapkan koleksi khusus tersebut selama 1,5 bulan. ”Saya melakukan riset dulu mengenai fisik calon pemakainya, kebanyakan sih dari profil mereka,” katanya.
Oscar mendesain 10 potong busana untuk 10 negara sahabat yang bertanding dan masing-masing lima untuk perempuan dan laki-laki. Dari para atlet internasional itu, Oscar mendapat tanggapan positif. ”Mereka sangat antusias karena bagi mereka batik itu unik. Mereka menanyakan cara pembuatannya dan motif-motifnya,” imbuh alumnus Sekolah Mode Esmod Jakarta tersebut.
Pengalaman Oscar merancang bagi para atlet bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, Oscar juga pernah merancang seragam di Sea Games 2006 yang dihelat di Doha. Batik sendiri dipilih Oscar karena selain dirinya telah terbiasa mengolah kain tradisional Indonesia, seperti halnya tenun ikat bali, batik juga menjadi ”perwakilan” wajah tradisi Indonesia.
Roland Halim dari PT Djarum mengatakan, penggunaan busana batik oleh para pebulu tangkis internasional dimaksudkan untuk memberi traditional experience kepada mereka. ”Sebagai tuan rumah, tentu kami ingin menjamu dengan baik semua peserta yang telah jauh-jauh datang ke negara kita. Selain itu, kami ingin mereka mengetahui sedikit tentang budaya Indonesia. Untuk itulah kami membalut nuansa welcome dinner yang biasanya berkesan Western menjadi khas Indonesia,” papar Roland Halim.
Jika tahun lalu para peserta mendapat kesempatan belajar membatik, tahun ini selain mengenakan busana batik besutan Oscar Lawalata, para atlet internasional tersebut juga berkesempatan belajar mengukir, membuat ketupat, serta membuat shuttlecock secara tradisional.
Malah, Peter Gade dan Tina Baun yang belajar membuat shuttlecock berseloroh, mereka baru akan bisa menyelesaikannya tiga jam kemudian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar