LAYAKNYA pusat mode dunia yakni London-Paris-New York, begitulah target Islamic Fashion Festival mengepakkan sayapnya. Memasuki tahun kelima penyelenggaraannya, pencapaian visi tersebut bukanlah sekadar mimpi.
Jika dunia mode kontemporer memiliki kiblat internasional, pun demikian dengan busana muslim. Selama ini, semua insan mode menjadikan London-Paris-New York sebagai titik acuan mode dunia. Namun hal tersebut hanya berlaku untuk busana kontemporer, sementara busana muslim secara global belum memiliki kiblat khusus. Untuk itulah, perhelatan IFF digelar tiap tahunnya.
Selain menyelenggarakan ajang di Kuala Lumpur, sebagai negara penggagas yang dikomandani oleh Dato' Raja Rezza Shah, IFF bersafari mengadakan show di berbagai negara, khususnya negara-negara yang memiliki penduduk muslim terbesar seperti Indonesia atau Malaysia.
"Awal Juni kemarin kami baru saja mengadakan show di Singapura, kemudian lanjut di Bandung, serta direncanakan awal bulan depan melanglang ke Astana, Kazakhstan, dan pada 15 Juli besok di London," kata Dato' Raja Rezza Shah saat konferensi pers di hotel Grand Royal Panghegar, Bandung, Sabtu (25/6/2011).
Ya, langkah tersebut merupakan bagian dari misi IFF yang ingin menjadikan pusat mode busana muslim. Ditegaskan Dato' Rezza, hal tersebut bukanlah sekadar mimpi.
Sejak diselenggarakan pertama kali pada 2006 lalu di Kuala Lumpur, IFF pun telah sukses menyelenggarakan show di Abu Dhabi, Dubai, Jakarta, Monte Carlo, New York dan Singapura. Dalam perhelatan tersebut, tak kurang dari 250 desainer dari berbagai latar dan religi turut andil di dalamnya.
"Sejak blue print perdana pascatragedi 11 September, kami selalu responsif menciptakan perkembangan lewat event IFF. Namun semuanya tentu membutuhkan proses yang tidak sebentar," imbuhnya.
Lebih lanjut Dato' Rezza mengungkapkan, urusan pagelaran IFF tidak hanya menyangkut promosi mode semata tapi juga menyentuh ranah ekonomi dan bisnis. Menurutnya, untuk menjadi industri tentu dibutuhkan demand. Dan penciptaan 'demand' ini membutuhkan waktu.
"Busana muslim memang sudah lama diciptakan tapi jarang dikomersilkan. Itulah yang ingin kami wujudkan," tandasnya.
Sebagai penggagas IFF, Dato' Rezza pun memiliki target-target khusus dalam pencapaian ajang yang dihelatnya tersebut.
"Untuk lima tahun pertama, kami fokus dengan pengenalan dimana harapannya adalah busana muslim dapat dikenal masyarakat luas. Jadi, kerja keras kami masih panjang terutama untuk meng-create demand agar industri ini bisa berkembang serta orang non muslim mau menggunakan busana muslim," tutupnya.
Sc : OkeZone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar