Sabtu, 21 Mei 2011

Kilas Fashion : Korea & Hong Kong Berpeluang Jadi Pusat Mode Asean

ASOSIASI Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menyatakan bahwa desainer tidak bisa disamakan dengan industri besar yang dapat membuat produk fesyen dengan skala besar. 
"Jangan suruh desainer untuk berdagang karena desainer bekerja untuk laboratorium industri besar, mereka hanya melakukan proses kreatif saja. Kalau proses modifikasi itu tugas mereka yang ingin jual banyak," ujar Chairman APPMI sekaligus salah satu desainer Tanah Air, Taruna K Kusmayadi ketika ditemui media usai acara “Breakfast Meeting” di Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/5/2011).

Lebih lanjut, desainer yang kerap disapa Nuna ini mengatakan, hasil rancangan desainer yang ditampilkan di pergelaran busana hanya sekira 40 persen saja yang diproduksi, sementara 60 persen hanya untuk konsumsi publik.

Ketika ditanyakan mengenai peluang Indonesia untuk menjadi pusat mode Asean, Nuna menilai bahwa impian itu terlalu ambisius karena Korea dan Hong Kong lebih berpeluang.

Sebelumnya, Kemenperin dan Aprindo mendesak desainer dan pelaku bisnis fesyen untuk membuat desain yang nyaman sekaligus modis agar dapat diburu para pembeli potensial.

Sc ; OkeZone 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar