BIAR satu gender, tak berarti masa karantina tak dibumbui dengan friksi-friksi kecil. Semuanya tentu bersifat normal selama bisa menyiasatinya. Asyifa Latief punya triknya.
Jika berada di suatu arena baru dan orang-orang yang baru dikenal tentu membuahkan rasa berbeda. Meski kelihatannya “akur”, friksi tak ditampik sesekali muncul. Maklumlah, kelelahan karena kepadatan rutinitas memang kerap menyulut emosi. Hal itulah yang kemudian mencuatkan persinggungan dengan sesama peserta karantina.
Asyifa Latief, Miss Indonesia 2010 pun merasakan betul suasana itu. Setahun yang lalu, selama kurang lebih 20 hari Asyifa menjalani masa karantina bersama 32 kontestan lainnya. Namun, meski sehari-hari berada di tempat yang sama dan memelajari materi secara bersamaan, tak berarti mereka terbebas dari perbedaan. Terbukti, friksi-friksi kecil pun muncul sebagai pemanis dalam relasi yang mereka bangun dengan harmonis sehari-hari.
“Mungkin persinggungannya memang tidak sampai berkelahi. Paling kalau kami sedang dilanda kelelahan karena aktivitas karantina, suasana tegang pun kerap melanda,” kenang Syifa pada okezone yang menemuinya di sela-sela syuting untuk HIghEnd TV di Boulevard Restaurant, Hotel Nikko, Jakarta, baru-baru ini.
Ya, deraan kelelahan yang menyelimuti tubuh memang kerap membuat “mood” tidak stabil dan membuat emosi memanas. Alhasil, perseteruan pun tak bisa dihindari. Dara cantik kelahiran Bandung, 22 September 1988 ini pun tak menampik hal tersebut.
“Hal tersebut mungkin tidak bisa dihindari, tapi sangat bisa untuk diantisipasi. Apalagi kami semua kan wanita,” ujarnya.
Lantas, apa solusi yang ditempuh Syifa dalam menyiasati hal tersebut?
“Lebih menghemat komunikasi saja. Jadi, kalau aktivitasnya padat atau sedang gladi resik bertubi-tubi, saya lebih banyak diam. Jadi, emosinya tidak menular,” tutupnya.
Sc : OkeZone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar